JellyPages.com

Kamis, 28 Mei 2015

Ia sering tiba-tiba menyapa;
kadang di tengah hujan, kadang di tempat ramai.
Ia memang tidak tau diri, karena sering hadir tanpa undangan.

Ia memang brengsek,
sering memporak-porandakan bangunan yang sudah terlihat kokoh,
Tapi sebenarnya Ia tidak sebrengsek itu, karena berkat dirinyalah saya jadi tau bahwa bangunan yang saya dirikan tidak setegap itu. Mudah hancur oleh sentuhan yang bahkan lembut.

Ia memang menyebalkan,
ada saatnya saya ingin tertidur pulas, tapi ia menghantui. Seperti mendung, ia menyelimuti saya dengan sejuta pikiran mengenai kehilangan. Omongannya kadang halus, kadang membuat nyeri hingga ke persendian. Nyeri yang dirasa tanpa sadar meninggalkan bekas basah di pipi.

Ia lebih sering menjadi yang menyenangkan,
Seringkali aku tertawa sendiri dibuatnya, melihat saya yang bisa begitu menikmati waktu, atau mungkin berpikir mengapa saya bisa begitu bodoh.
Ia memeluk semua mimpi, merengkuh harapan. Tapi, saya selalu berpendapat bahwa ia lebih sering menyebalkan dibanding menyenangkan, karena ia lebih sering membuang jauh harapan. Mengubur mimpi.

Ia berulang kali menghiasi senja,
lebih sering mengganggu malam.

Ia berulang kali menjadi teman saat sendiri,
tapi lebih sering menjadi musuh ketika sedang berdua.


Ia sering menggambar kabut di depan iris mata.
Tapi ia lebih sering melukis senyum, di bibir yang dulu pernah ia sentuh.

..

Ia,
adalah
masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar